Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) bersama enam lembaga resmi menggelar Bulan Keuangan Syariah (BPS) perdana pada Selasa (25/06/2024).
Acara ini merupakan kerja sama antara BI, Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kantor Jasa Keuangan (OJK) dan didukung oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). ) dan Badan Wakaf Indonesia (BWI).
Dalam sambutannya, Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan ada tiga fokus utama penguatan keuangan syariah di Indonesia, yakni inovasi produk dan digitalisasi, inklusi keuangan dan literasi syariah, serta sinergi inisiatif.
Juda Agung menekankan pentingnya inovasi produk dan digitalisasi dalam mendukung pengembangan keuangan syariah. Pengalamannya ia bagikan saat berkunjung ke Kanada pada FSB Blind Area Meeting.
Di sana, ia terkesan dengan platform keuangan syariah bernama Manzil, yang merupakan solusi terpadu pembiayaan syariah dan menawarkan layanan mulai dari hipotek, investasi hingga aspek hukum sesuai prinsip syariah.
“Bahkan kami di regulator pun tidak luput dari tuntutan untuk terus melakukan inovasi dan digitalisasi,” kata Juda.
Oleh karena itu, pada akhir tahun 2023, BI menerbitkan Sukuk Falas Bang Indonesia (SUFBI) untuk memperkuat kebijakan dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung pengembangan pasar uang syariah.
Selain itu, BI juga melakukan inovasi dengan meluncurkan aplikasi Wakaf Satu Indonesia pada tahun lalu.
Fokus kedua adalah peningkatan inklusi keuangan dan literasi syariah. Sebab, semakin tinggi inklusi dan literasi maka semakin besar pula penerimaan dan penggunaan produk keuangan syariah oleh masyarakat.
Pemerintah menargetkan mencapai 50% literasi keuangan syariah pada tahun 2025. Hal ini memerlukan percepatan inklusi dan literasi melalui strategi edukasi yang lebih masif seperti penggunaan cerita dan saluran yang relevan dengan generasi muda.
“Peningkatan literasi melalui penyelenggaraan Exar di tiga wilayah Indonesia dan Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) dengan inovasi berbeda setiap tahunnya,” ujarnya.
Terakhir, Juda Agung menekankan pentingnya sinergi dalam inisiatif pengembangan keuangan syariah. Yang dilaksanakan melalui piagam proyek antar kementerian, lembaga, dan industri.
Strategi tersebut meliputi inkubasi UMKM, implementasi usaha syariah di Fesyar dan ISF, serta forum edukasi dan temu bisnis UMKM serta ekosistem pesantren syariah inklusif keuangan yang akan diselenggarakan oleh OJK.
“Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mempercepat pembiayaan syariah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Juda Agung.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel lain
OJK resmi meluncurkan rencana perusahaan keuangan tersebut
(Mentari Puspadini/fsd)
Quoted From Many Source